Berbagai strategi dagang sudah dilakukan, termasuk meluncurkan telepon seluler seri Z dan Q 10 sejak akhir tahun lalu, tetap tak berhasil menyelamatkan kondisi keuangan Research In Motion (RIM), produsen telepon seluler merek BlackBerry. Perusahaan teknologi informasi asal Kanada itu akhirnya bersiap menjual saham mayoritas kepada investor yang berminat.
Komisaris Utama BlackBerry Timothy Dattels mengatakan, pihaknya kini sangat membuka kemungkinan bila ada investor yang ingin membeli perusahaan itu.
"Kami percaya saat ini waktu yang tepat untuk mengeksplorasi berbagai strategi alternatif," ujarnya seperti dilansir CNN, Selasa (13/8).
BlackBerry telah membentuk panitia khusus yang akan mengkaji berbagai alternatif kebijakan agar perusahaan mendapat suntikan dana segar. Selain menjual saham mayoritas, RIM bersedia melakukan joint venture ataupun kerja sama dengan perusahaan ponsel lain. Sepanjang triwulan I 2013, RIM merugi USD 84 juta. Kinerja yang merosot itu diprediksi analis pasar modal akan terus berlanjut hingga pengumuman keuangan triwulan II akhir bulan ini. Tahun lalu saja, BlackBerry sudah merugi hingga USD 646 juta. Pengumuman direksi RIM beberapa jam lalu itu akhirnya menggenjot saham perusahaan itu di bursa Nasdaq, Wall Street, New York, Amerika. Saham BlackBerry naik 10,5 persen, menjadi USD 10,78 per lembar. Analis Lembaga Sekuritas Nomura, Stuart Jeffrey menilai, BlackBerry akan kesulitan mencari investor yang akan membeli mayoritas saham begitu saja. Pasalnya, kondisi keuangan perusahaan yang kondang dengan layanan BlackBerry Messenger (BBM) ini relatif buruk sehingga membuat was-was penanam modal manapun. Meski demikian, Google, Microsoft, dan Samsung menjadi pihak-pihak yang diramalkan tertarik membeli saham BlackBerry.
"Saya melihat kecil kemungkinan mereka akan menjual software unggulan ke platform pesaing seperti Android atau iOS, tapi sebetulnya itu langkah yang lebih rasional dibanding berkukuh mencari investor untuk membeli saham," kata Stuart.
"Saya melihat kecil kemungkinan mereka akan menjual software unggulan ke platform pesaing seperti Android atau iOS, tapi sebetulnya itu langkah yang lebih rasional dibanding berkukuh mencari investor untuk membeli saham," kata Stuart.
Sumber artikel: merdeka.com