Join pngtree

9:33:00 PM
2
Rata-rata klien atau perusahaan yang ada di Indonesia masih kurang bisa menghargai harga sebuah desain dengan benar, misalnya jika ada klien yang membutuhkan desainer untuk mendesain logo perusahaan dengan budget lima digit cukup mencari mahasiswa desain grafis. Atau membutuh desain untuk web kantor dengan budget super terbatas yang dilempar melalui email ke milis-milis atau forum, yang hasilnya puluhan proposal dengan range harga yang sangat amat besar bedanya saling murah-murahan akan tersaji di dalam inbox email. Kemudian fenomena free pitching yang merupakan proses pitching dari beberapa agensi atau perorangan untuk satu perusahaan secara cuma-cuma, dimana hasil desain yang terbaiklah yang akan dipakai atau designernya akan dibayar, hal ini sangat rawan karena perusahaan memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk mencuri idea desainer secara gratis.
Seorang desainer sebenarnya adalah orang yang paling menentukan harga desain, bukan klien. Pertama, desainer bisa menentukan desain dari software desain yang dipakainya adalah software yang asli dengan serial key yang asli pula. Kedua, desainer harus mampu membuat copyrighted images-nya sendiri, eksklusif hanya untuk satu klien dan tidak mengambil di internet. Ketiga, desainer harus bisa membuat font atau tipografi yang eksklusif hanya untuk satu klien, bukan mengambil font atau tipografi yang sudah ada seperti dalam CD font.
Desainer Indonesia harus bisa merubah paradigma “client is a king” menjadi “client is not a king”, karena sebenarnya klienlah yang paling membutuhkan kita untuk memecahkan masalah yang mereka miliki dengan solusi kreatif yang dimiliki oleh desainer. Karena itu desainer janganlah menjatuhkan dan merendahkan dirinya sendiri di hadapan klien, mereka tidak akan mencari desainer kalau mereka mampu mengerjakan pekerjaan design mereka sendiri.Klien bisa saja membandingkan harga desainer dengan desainer lainnya, untuk menghindari hal tersebut, maka sekali lagi standarisasi dan kekompakan designer lokal itu perlu, yang bisa membedakan harga itu hanyalah tingkat pengalaman, jam terbang, dan reputasi, semakin tinggi, maka desainer boleh menaikan harga beberapa kali lipat. Hal ini tentu saja harus dilakukan secara hati-hati dan wajar, karena nantinya sesama designer yang amatir atau fresh graduate biasanya akan terjadi perang harga desain yang berakibat fatal terhadap persepsi klien terhadap designer Indonesia serta merendahkan harga dan nilai desain. Berbeda dengan di luar negri, dimana harga desain dinilai sangat tinggi, dikarenakan klien disana sangat menghargai nilai sebuah desain, lain dengan pemahaman klien di Indonesia yang selalu ingin murah meriah.