Rata-rata klien atau perusahaan yang ada di Indonesia masih kurang
bisa menghargai harga sebuah desain dengan benar, misalnya jika ada
klien yang membutuhkan desainer untuk mendesain logo perusahaan dengan
budget lima digit cukup mencari mahasiswa desain grafis. Atau membutuh
desain untuk web kantor dengan budget super terbatas yang dilempar
melalui email ke milis-milis atau forum, yang hasilnya puluhan proposal
dengan range harga yang sangat amat besar bedanya saling murah-murahan
akan tersaji di dalam inbox email. Kemudian fenomena free pitching yang
merupakan proses pitching dari beberapa agensi atau perorangan untuk
satu perusahaan secara cuma-cuma, dimana hasil desain yang terbaiklah
yang akan dipakai atau designernya akan dibayar, hal ini sangat rawan
karena perusahaan memiliki kemungkinan yang sangat besar untuk mencuri
idea desainer secara gratis.
Seorang desainer sebenarnya adalah orang yang paling menentukan harga
desain, bukan klien. Pertama, desainer bisa menentukan desain dari
software desain yang dipakainya adalah software yang asli dengan serial
key yang asli pula. Kedua, desainer harus mampu membuat copyrighted
images-nya sendiri, eksklusif hanya untuk satu klien dan tidak mengambil
di internet. Ketiga, desainer harus bisa membuat font atau tipografi
yang eksklusif hanya untuk satu klien, bukan mengambil font atau
tipografi yang sudah ada seperti dalam CD font.
Desainer Indonesia harus bisa merubah paradigma “client is a king”
menjadi “client is not a king”, karena sebenarnya klienlah yang paling
membutuhkan kita untuk memecahkan masalah yang mereka miliki dengan
solusi kreatif yang dimiliki oleh desainer. Karena itu desainer
janganlah menjatuhkan dan merendahkan dirinya sendiri di hadapan klien,
mereka tidak akan mencari desainer kalau mereka mampu mengerjakan
pekerjaan design mereka sendiri.Klien bisa saja membandingkan harga
desainer dengan desainer lainnya, untuk menghindari hal tersebut, maka
sekali lagi standarisasi dan kekompakan designer lokal itu perlu, yang
bisa membedakan harga itu hanyalah tingkat pengalaman, jam terbang, dan
reputasi, semakin tinggi, maka desainer boleh menaikan harga beberapa
kali lipat. Hal ini tentu saja harus dilakukan secara hati-hati dan
wajar, karena nantinya sesama designer yang amatir atau fresh graduate
biasanya akan terjadi perang harga desain yang berakibat fatal terhadap
persepsi klien terhadap designer Indonesia serta merendahkan harga dan
nilai desain. Berbeda dengan di luar negri, dimana harga desain dinilai
sangat tinggi, dikarenakan klien disana sangat menghargai nilai sebuah
desain, lain dengan pemahaman klien di Indonesia yang selalu ingin murah
meriah.
Sumber : Pohonkreatif.com