Join pngtree

4:34:00 PM
1
Bayangkan bila organ tubuh kita terus menerus bekerja tanpa henti. Ibarat sebuah mesin yang dioperasikan terus menerus maka akan rusak bila dibiarkan terus bekerja. setelah mesin rusak total maka dengan mudah dapat diganti dengan mesin yang baru atau mengganti sparepart yang rusaknya saja.
Tapi bagaimana dengan organ tubuh manusia? Memang tak bisa difungkiri ilmu kedokteran sekarang ini sudah maju begitu juga dengan alat-alatnya yang sudah canggih seperti contoh yang paling umum bahwa pencangkokan organ tubuh manusia bisa dilakukan dengan teknologi saat ini.
Tapi tak semudah itu mengganti organ tubuh manusia, selain biayanya yang sangat mahal, bahkan untuk mencari pendonor organ tubuh manusia tidak mudah, atau bila ada yang mau mendonor salah satu organ tubuh pun belum tentu cocok atau ditolak oleh sistem imunitas tubuh.
Tanpa disadari, ternyata ada cara mudah dan solusi yang bisa diandalkan untuk menjaga kesehatan tubuh yaitu dengan berpuasa. Selain sarana beribadah, ternyata Puasa juga dapat berfungsi sebagai detoksifikasi untuk tubuh manusia...
makan dan puasa

Apa sebenarnya hubungan detoks dengan puasa?
Jika kita berpuasa, bahan makanan praktis akan terhenti masuk kedalam tubuh dan aliran darah selama sekitar 14 jam. Dengan demikian, sel-sel tubuh ini diberi kesempatan untuk metabolisme serta membuang zat-zat didalam tubuh, maka tak heran jika puasa sering sekali mempunyai efek detoksifikasi.
Efek detoksifikasi tersebut akan terasa sia-sia pada saat berbuka puasa jika ketika berbuka dan sahur  mengkonsumsi makanan yang tidak memenuhi kandungan gizi seimbang, atau makan sesukanya tanpa memperhatikan nilai gizi yang terkandung didalam makanan tersebut.
Jika proses detoksifikasinya semakin sempurna maka disarankan agar orang yang berpuasa dapat mengatur porsi makannya pada saat sahur dan berbuka.
Untuk perhitungan lebih mudahnya, pada saat makan sahur maka makanlah sebanyak 40% dari porsi total makan sehari-hari, 50% pada saat berbuka dan 10%  lagi menjelang tidur. itupun bukan makanan yang berat loh. (kata ahli kesehatan)