Dalam guyuran hujan itu dua insan menerjang berarah mengukir cerita untuk sebuah keindahan kelak.Menahan rasa sakit sang wanita tetap menemani setia di setiap jalannya mereka berdua.Duduk beriring meneduh di sudut kota itu,berpikir sesuatu sang pria berusaha membagi kesakitan itu dengan dirinya.”Pakai ini agar kau tak menggigil seperti itu..”tegas dia katakan.”Tapi kamu...??ini sudah satu satunya penghangat di tubuhmu yank.”bujuk sang wanita.Karena lama tertahan oleh hujan,mereka akhirnya memilih pulang menembus rintik air yang tak kunjung reda sejak senja datang.
Keesokan harinya,sang pria menoleh ke wajah kecil yang tertata indah di dinding kamar,membangunkannya.”ayook bangunn udah siang!!!”sapa sang pria.Ini adalah hal kecil yang selalu mereka lakukan,walaupun tak langsung bertatap muka tapi sapaan pagi itu cukup menyejukkan kala dunia mulai beranjak berjalan.
Cepat cepat ia bergegas,karena pagi buta itu sang pria harus sudah terjaga,teringat bahwa dia harus segera mengantar seseorang ke dokter untuk mendapat keadaan tubuh yang lebih baik."Segalanya nya akan baik baik saja,tak usah kau khawatirkan dengan detik yang belum kau jalani "::terang pria itu menyakinkan...Hanya bisa tersenyum yakin,sang wanita ambil langkah menuju seorang berkaca mata dan berseragam putih.
Tak lama berselang wajah lugu itu keluar dari ruangan tersebut mengagetkan sang pria yang menunggu.”kok cepet,ga di apa apain kan sama dokternya??”gurau sang pria menghibur.”apaan sihh,emang mau di apain,ya diperiksa doang kan?sang wanita menjawab dengan gembira.Hari itu pertama kali sang wanita memeriksakan keadaan tubuhnya dan dia seperti sangat gembira bukan karena tak harus menelan pil yang tak ia sukai atau pun di suntik dengan jarum yang terlalu besar menurutnya,namun karena kini ia merasa tak sendiri lagi dengan keadaan beban itu,ada seseorang yang akan selalu setia ia bagi bersama beban itu,membuat nya bisa menertawakan derita itu dan menghibur nya sepanjang malam.Sungguh ini benar,bukan seperti mimpi indah yang hilang ketika bangun di pagi hari...
Hari hari mereka berdua di habiskan untuk semua kenangan terindah bahkan untuk hal sederhana.Karena bagi mereka berdua tak perlu mewah untuk merasa bahagia,tak perlu terbawa kesedihan saat duka itu ada,dan tak perlu beralasan untuk sebuah keindahan.Keyakinan bersama itu mereka tumbuhkan meski dalam keakrabab yang terjadi begitu singkat.Bukan sekedar keakraban yang lama terjalin atau pendekatan yang tekun,namun semua tentang keselarasan dua hati.Sedikit menyontek kata kata dari seorang filosofi yunani.
Ini bukan tentang keadaan fisik lagi tapi murni tentang perasaan hati.Bukan hal yang sudah di lakukan dan terus dilupakan tapi pengingat sejati tentang sebuah kenangan dunia,bukan tentang keabadian sesaat tapi hanya pertemuan yang singkat.Menyadari akan hal itu mereka selalu memandang setiap detik yang mereka lalui sebagai kesempatan yang ada,dari pada terus memikirkan hal yang mereka berdua tak kehendaki.
meski untuk bernafas saja sulit,sang wanita tetap tersenyum lirih sembari membuka lembar demi lembar goresan pena dari seorang yang ia cintai.Hal yang setiap malam dikerjakan oleh sang pria untuk mengistimewakan sang wanita dengan goresannya tersebut.Mereka saling membagi beban beban dan tawa itu.Layaknya orang yang baru saja berkenalan di kesejukan malam.Bukan senyuman palsu yang ia keluarkan,namun sungguh sangat bersyukur dapat di pertemukan dengan seseorang yang mampu menjadi teman dalam hidupnya membuat segalanya terlihat mudah bersamanya dengan keadaan yang singkat ini.
Dan waktu terus berayun memutar,hidup pun seperti tiada henti untuk berubah.Keadaan buruk sedikit demi sedikit mulai membaik.Mereka tetap dalam satu genggaman melaju penuh keyakinan meski kadang tak terlihat sempurna di dalam diri mereka. Karena ada senyuman dalam tiap derita,ada kebahagiaan dalam sebuah kesederhanaan meski pun kadang kita harus juga menertawakan derita.
Kesakitan itu sesuatu yang tak akan mereka bagi karena itu tak seburuk seperti apa yang di bayangkan.Karena mimpi mimpi itu masih tersimpan sangat rapat dan untuk di wujudkan karena masih ada senyuman dalam tiap penderitaan